Selasa, 28 Juni 2011

Hikmah Isro Mi'raj Nabi Muhamad SAW

Ketika Nabi melakukan Isro Mi’raj serta menceritakannya kepada Masyarakat, banyak sekali kegoncangan terhadap para pengikut Nabi, mereka galau dan ragu-ragu akan cerita nabi. Tidak sedikit pengikut nabi kembali Murtad begitu nabi menceritakan kejadian Isra mi’raz tersebut., karena peristiwa tersebut sangat sulit di terima oleh akal, hanya hati yang jernih dan penuh keimanan kepada Allah dan rosulnya yang bisa menerima certa tersebut seperti Sahabat Abu bakar adalah orang pertama yang percaya akan cerita nabi tentang Isro Mi;raz sehingga Abu bakar di beri gelar Assiddiq .
Peristiwa Isro Mi’raz adalah merupakan kejadian yang sangat luar biasa dan bentuk cinta Allah kepada Rosululloh. Allah sendirilah yang memperjalankan Nabi Muhammad SAW. Dalam peristiwa itu, tepatnya 27 Rajab, Nabi Muhammad SAW dapat saja langsung menuju langit dari Makkah, namun Allah tetap membawanya menuju Masjidil Aqsha, pusat peribadahan nabi-nabi sebelumnya. Ini dapat diartikan bahwa  umat Islam tidak memiliki larangan untuk berbuat baik terhadap sesama manusia, sekalipun kepada golongan di luar Islam. Hal ini dikarenakan, Islam menghargai peraturan-peraturan sebelum Islam, seperti halnya khitan yang telah disyariatkan sejak zaman Nabi Ibrahim AS.
Peristiwa Isro Mi’raj terjadi ketika nabi sedang dalam kesedihan, dua orang penyokong nabi dalam melakukan dakwah yaitu Istri nabi siti Khodijah dan pamannya Abu Thalib telah berpulang kerahmatulloh.
Saat itu ketika nabi sedang tertidur di dalam masjidil Haram didatangi oleh malaikat Jibril dan mikail dibedah dada nabi dan di cuci hatinya dengan air zamzam untuk menghilangkan sifat-sifat buruk setelah itu hati nabi dimasukan dengan iman dan hikmah . Ini adalah merupakan pencucian yang kedua kalinya yang di alami nabi, sebelumnya nabi pernah juga di cuci hatinya dan diisi dengan Rahmah cinta dan kasih sayang sewaktu nabi di asuh oleh Halimatus Sya’diyah. Setelah dilakukan pencucian tersebut Nabi memulai perjalanannya menuju masjidil Aqso (palestina) dengan berkendaraan Burouq ( sejenis kuda yang kecepatannya melebihi cahaya). Sesampainya di Masjidil Aqso Nabi di sambut oleh para nabi dan rosul untuk melaksanakan sholat berjamaah dan Nabi Muhammad Saw sebagai imamnya. Hal ini merupakan suatu bentuk kehormatan bahwa derajat Nabi Muhammad diatas kenabiaan lainnya.

Setelah melampaui Masjidil Aqsha, Nabi langsung diangkat naik sampai ke langit tujuh, lalu Sidratul Muntaha dan Baitul Ma’mur.
Imam Al-Bukhari meriwayatkan, pada saat peristiwa Mi’raj, Nabi Muhammad SAW berada di Baitul Ma’mur, Allah SWT mewajibkannya beserta umat Islam yang dipimpinnya untuk mengerjakan shalat limapuluh kali sehari-semalam. Nabi Muhammad menerima begitu saja dan langsung bergegas.
Namun Nabi Musa AS memperingatkan, bahwa umat Muhammad tidak akan sanggup dengan limapuluh waktu itu. ”Aku telah belajar dari pengalaman umat manusia sebelum kamu. Aku pernah mengurusi Bani Israil yang sangat rumit. Kembalilah kepada Tuhanmu dan mintalah keringanan untuk umatmu.”
lalu Nabi Muhammad kembali menghadap Sang Rabb, meminta keringanan dan ternyata dikabulkan. Tidak lagi limapuluh waktu, tapi sepuluh waktu saja. Nabi Muhammad pun bergegas. Namun Nabi Musa tetap tidak yakin umat Muhammad mampu melakukan shalat sepuluh waktu itu. ”Mintalah lagi keringanan.” Nabi kembali dan akhirnya memeroleh keringanan, menjadi hanya lima waktu saja.
Sebenarnya Nabi Musa masih berkeberatan dengan lima waktu itu dan menyuruh Nabi Muhammad untuk kembali meminta keringanan. Namun Nabi Muhammad tidak berani. “Aku sudah meminta keringanan kepada Tuhanku, sampai aku malu. Kini aku sudah ridha dan pasrah.”
Nabi Muhammad memang mengakui bahwa pendapat Nabi Musa AS itu benar adanya. Lima kali shalat sehari semalam itu masih memberatkan. Namun lima waktu itu bukankah sudah merupakan bentuk keringanan?!
Peristiwa isra’ dan mi’raj diabadikan oleh Al-Qur’an dalam surah Al-Isra’. Bahkan peristiwa inilah yang mengawali surah ini.sebagaimana Firman Allah “Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Al-Isra’: 1).
 
Apa hikmah dibalik peristiwa yang sungguh luar biasa ini. Setidaknya ada tiga hikmah yang bisa kita petik dan kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Pertama, kita harus belajar untuk mendengarkan. Nabi Muhammad berusaha untuk mendengarkan Nabi Musa. Beliau memeperhatikan nasihatnya. Beliau tidak merasa beliau yang paling hebat. Di sini nabi memperlihatkan kepada kita kemampuan nabi dalam berkomunikasi, yaitu berusaha untuk menjadi pendengar yang baik. Kita bisa mengambil hikmah tersebut bahwa kita pun masih harus lebih banyak mendengar orang lain, ketimbang berbicara terus yang mungkin membuat orang lain kurang nyaman. Mengapa Allah menciptakan telinga berjumlah dua, sedangkan mulut hanya satu. Salah satu hikmahnya adalah bahwa kita sebaiknya lebih banyak mendengarkan dari pada berbicara.
Kedua, jangan pernah menyerah. Apakah nabi menyerah ketika harus bulak-balik ke langit ? Apakah Nabi merasa sudah cukup sampai 30 waktu saja untuk perintah shalat bagi umatnya ?. Tidak, Sama sekai Beliau tidak menyerah. Beliau merasa hal tersebut masih memberatkan, maka beliau terus berusaha dan berusaha dengan bulak-balik sebanyak 9 kali memohon agar Allah menguranginya. Apakah Beliau mengeluh ? tidak.. Apakah beliau menggerutu ? tidak.. Subhanallah. Kita pun seharusnya tidak pernah menyerah. Kita pun seharusnya berupaya untuk tidak pernah mengeluh dan menggerutu dalam menghadapi persoalan hidup ini. Kita harus berusaha terus dalam mengejar cita-cita kita. Jangan menyerah di tengah jalan.
Ya Allah berilah kami kekuatan dalam menjalani hidup ini !
Yang ketiga adalah hormatilah orang tua. Nabi Musa lebih dahulu dari Nabi Muhammad, sehingga nabi sangat menghormatinya. Seharusnya kita pun selalu berupaya menghormati orang yang lebih tua dari kita, baik itu orang tua, guru, ataupun orang lain. Dengan menujukkan rasa hormat kita kepada mereka menunjukkan kedewasaan diri kita.

Yup,itulah beberapa hikmah dari dari persitwa besar Isra Mi’raj. Sudah tentu banyak hikmah yang masih bisa dipetik, jika kita mau lebih terbuka melihatnya.
 

Sabtu, 25 Juni 2011

hikmah mempunyai banyak relasi

selamat hari sabtu,

sabtu kali ini mungkin saya akan mencoba sedikit menceritakan sebuah kejadian yang baru saja saya alami. yup tepatnya senin minggu lalu saya mendapatkan acc dari dosen pembimbing skripsi (Dr. sumiyana M.Si) untuk memulai membagikan kuesioner penelitian, dimana kita ketahui bahwa kalo sudah sampai tahapan itu berarti bab 3 dari penelitian saya sudah rampung yang artinya setengah dari perjalanan skripsi saya sudah saya lewati, perasaan hati bercampur dari senang, bahagia, dan juga sedih karena berarti secara tidak langsung waktu saya di jogja benar-benar tinggal sebentar lagi, banyak sekali kenangan di kota yang indah ini.

singkat cerita setelah fix saya diperbolehkan membagikan kuesioner( http://tinyurl.com/kuesionerridwanrahmanto ) tersebut saya memohon bantuan kepada teman-teman dan juga keluarga untuk mengisinya dan juga menyebarluaskannya, di hari pertama baru ada 22 oarang yang mengisi dari target keseluruhan sebesar 180 orang, rasa pesimis menghinggapi saya, dan saya terus mencoba mengatakan kepada teman-teman untuk membantu memasarkan, dan subhanallah apa yang terjadi banyak sekali dari temen-teman saya yang membantu dengan mengrubah status BBM atau pun facebook,twitter sampai-sampai teman saya yang bernama vidya anggraini dan juga nazhaira fatharani memforward dan membroadcast pesan via akun YM mereka yang isinya ajakan untuk mengisi kuesioner saya, subnaallah jujur saya sangat terkejut karena tidak saya sangka-sangka mereka akan melakukan hal tersebut(matur nuwun y mba-mba)


disinilah saya melihat bagaimana sangat besar sekali manfaat kita berteman dengan banyak orang, memang dalam berteman kadang kita harus memilih, kan tetapi tidak ada salahnya kalo semuanya kita ranggul menjadi teman, bukan kah ALLAH SWT berfirman dalam surat Al-Hujarat ayat 10 yang artinya: "sesungguhnya orang-orang muslim itu bersaudara" dari ayat ini benar-benar saya merasakan indahnya pertemanan. mungkin dengan tulisan ini saya mengajak diri saya sendiri dan semua teman-teman dan para pembaca untuk terus mencari teman sebanyak mungkin, tidak mengenal asal usul, kaya miskin, jelek rupawan, tapi yakin lah bahwa mereka akan membawa hikmah bagi kita, bukankah indah apabila kita mempunyai banyak teman??

terkadang saya suka heran terhadap beberapa kejadian yang terjadi pada kesaharian saya, ada beberapa bagian dari kita yang saling menilai buruk kepada bagian yang lain, bukankah kita ini sama-sama keturunan Nabi Adam?bukankah kita sama-sama berasal dari tanah yang kemana-mana hanya membawa kotoran(Pup dan dosa)?mengapa kita harus merasa diri kita lebih baik dari orang lain?bukan kah yang mengetahui kebaikan dan keburukan kita hanya ALLAH SWT? sangat-sangat saya sayangkan dengan keadaan seperti ini, bahkan terkadang orang-orang yg melakukan ini adalah orang yang saya nilai tingkat pengetahuannya terhadap islam cukup tingggi, mengapa mereka tidak memahami hikmah persaudaraan?mengapa mereka hanya berteman dan bergaul dengan sesama?sesungguhnya sangat inda sekali berteman dengan orang yang beragam karena dari situ kita akan mendapatkan banyak pelajaran.

yang salah datangnya dari saya manusia yang khilaf dan yang benar datangnya dari ALLAH SWT

Sabtu, 18 Juni 2011

percakapan iblis dan Rasulullah SAW

suatu ketika Rasulullah SAW berjumap dengan iblis, kemudian baginda nabi bertanya banyak hal kepada iblis, berikut lengkapnya:

Nabi Muhammad SAW: "“Apa yang kau rasakan jika melihat seseorang dari umatku hendak shalat......???”
Iblis menjawab: “aku merasa panas dingin dan gemetar”
Nabi Muhammad SAW: “kenapa?”
Iblis menjawab: “Sebab, setiap seorang hamba besujud 1x kepada Allah, Allah mengangkatnya 1 derajat”.
Nabi Muhammad SAW: “jika seorang umatku berpuasa?”
Iblis menjawab: “tubuhku terasa terikat hingga ia berbuka”
Nabi Muhammad SAW:  “jika ia berhaji?”

Iblis menjawab:“aku seperti orang gila”
Nabi Muhammad SAW:  “jika ia membaca al-Quran?”
Iblis menjawab: “aku merasa meleleh laksana timah diatas api”
Nabi Muhammad SAW:“jika ia bersedekah?”
Iblis menjawab:  “itu sama saja orang tersebut membelah tubuhku dengan gergaji”
Nabi Muhammad SAW:“mengapa bisa begitu?“
Iblis menjawab:  ”sebab dalam sedekah ada 4 keuntungan baginya,Yaitu :
1. Keberkahan dalam hartanya,
2. Hidupnya disukai,
3. Sedekah itu kelak akan menjadi hijab antara dirinya dengan api neraka
4. Terhindar dari segala macam musibah akan terhalau dari dirinya”

cerita singkat diatas kembali mengingatkan kita betapa berartinya sedekah, akan tetapi bukan berarti kita nya bersedakah saja kemudian meninggalkan ibadah yang lain, karena semua ibadah memiliki faidah masing-masing.
marilah kita membiasakan pada diri kita untuk selalu berfikir "sudah sedekah kah kita hari ini" karena dengan demikian kita akan terus teringat dengan sedekah itu, dan sedekah jangan lah dilakukan ketika kita sedang banyak rezeki saja, karena mengingat surat Al-An'am ayat 160 yang artinya "barang siapa berbuat kebaikan akan mendapatkan balasan sepuluh kali lipat amalnya, dan barang siapa berbuat kejahatan dibalas seimbang dengan kejahatanya. mereka sedikitpun tidak dirugikan" dengan melihat ayat tersebut maka marilah kita timbulkan rasa yang kuat dalam diri kita untuk bersedekah.

Jumat, 10 Juni 2011

sedekah membawa nikmat

Mungkin sudah banyak sekali penulis yang mengutarakan tentang keutamaan dan faidah dari sedekah, tapi saya disini mencoba memberikan pengalaman pribadi mengenai nikmatnya sedekah yang pernah saya alami.

Tepatnya pada akhir april 2011 dimana pada bulan ini untuk pertama kalinya saya diberikan sebuah amanah yang cukup besar untuk mendaji seorang asisten peneliti dari sebuah proyek yang menurut saya ini merupakan sebuah pyek yang amat besar, mengapa demikian, karena proyek ini melibatkan dua buah instansi besar yaitu P2EB FEB UGM (tempat saya berkerja) dan juga DJPU Departemen Keuangan.
Singkat cerita setelah melakukan beberapa proses yang asing bagi saya, karena ini pertama kalinya saya terlibat dalam penelitian, saya diberikan sebuah tugas untuk datang dan mengambil data di DJPU, dalam hati berkata "apakah harus saya ke jakarta, sedangkan di jogja sendiri saya masih banyak pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan" dan tepat setelah makan siang saya melihat ada sebuah kotak bertulisan salah satu lembaga zakat ternama di Indonesia, setelah saya mebayar makanan yg saya makan, dan terdapat kembalian yg itungannya lumayan besar untuk mahasiswa seperti saya(Rp.30.000), tetapi tiba-tiba terbersit dalam otak saya untuk mensedekahkan uang kembalian tersebut, lalu saya masukan lah uang tersebut kedalam kotak zakat tadi.
Setelah makan siang kembalilah saya ke kantor dan tidak lama dari itu saya dipanggil oleh atasan sekaligus dosen kesayangan Prof. indra bastian, beliau berkata " kamu ada rencana pulang ke jakarta kapan wan?" kemudian saya berfikir, ada long week end pada akhir april kalau bisa saya pergunakan untuk kerja dan juga berlibur kenapa tidak, maka saya ajukanlah tanggal tersebut, dan secara lantang sang bos pun berkata "booking penerbangan tuntuk pulang pergi" dalam hati apakah ini benar??
Setelah itu saya kembali menuju ruangan dan bertemu dengan sekertariat yg mengurusi booking pesawat dan ternyata pak indra sudah menelpon pegawai sekertariat untuk memesan tiket pesawat bagi saya, lagi-lagi saya terkejut setelah saya tanyakan dengan pegawai sekertariat (mba yesi) maskapai apa yang akan digunakan, dan saya mencoba untuk mengarahkan pembicaraan agar saya menggunakan maskapai low cost dari negeri tetangga (Air Asia) karena banyak juga maskapai domestik yang menerapkan sistem low cost, akan tetapi pelayanannya kurang memuaskan, dan ternyata hal yang tidak dikira-kira sebelumnya terjadi, mba yesi berkata" ah maik air asia dek? sejak kapan kita menggunakan itu, km naik garuda dek" subhanallah saya kaget. karena baru pertama kali penerbangan jogja jakarta menggunakan garuda, kalo menggunakan uang pribadi mungkin itu sebuah hal yg mustahil bin mustahal.
Pada hari keberangkatan saya ditemani pacar sekaligus teman satu kantor dan satu kampus menuju bandara adi sucipto, sesampainya dibandara saya melakukan adminsitrasi dan kawan- kawan, saya melihat tiket yg tertera benar atas nama saya dan tertera saya akan duduk dikelas ekonomi. tetap jam 9.30 semua penumpang diperintahkan untuk naik kepesawat dan setalah sampai dikabin pesawat saya iseng-iseng bertanya dengan pramugari "maba apakah pesawat ini full, dan apakah bisa saya duduk dikelas bisnis" dan pramugari itu berkata"pesawat ini kosong dek, coba saya lihat tiket mu" setalah dpramugari tersebut melihat tiket saya, dan pramugari tersebut menempatkan saya pada kursi nomer 1a dan pertanda itu kursi kelas bisnis, silahkan anda bayangkan betapa nikmatnya duduk di kursi kelas binis di maskapai penerbangan milik pemerintah ini. tetapi rahmat dan nikmat dari sedekat belum berhenti disitu. setelah duduk dan mengnonaktifkan HP ada bapak-bapak yang duduk tetap disamping saya, setelah saya lihat orang ini sangat familiar dan ternyata eh ternyata beliau adalah bapak Bob Sadino, siapa yang tidak kenal dengan beliau, beliau merupakan salah satu pengusaha sukses di negara ini, lagi-lagi saya tercengang dengan hal ini, selama di penerbangan dari jogja menuju jakarta saya sedik berbincang dengan beliau dan akhirnya kami tiba tetap dibandara Soekarno Hatta.
Sesampainya di Jakarta, tepat hari kamis siang perjalanan dari bandara menuju rumah dilalui dengan lancar dan saya tiba dirumah alhamdulillah dengan selamat dan tidak kurang satu apapun. dikarenakan besoknya merupakan long week end maka keluarga kami merencakan sebuah liburan kecil di sebuah pegunungan di Bogor, dan suasana liburan disana sangatalah ceria dan membahagiakan banyak canda dan tawa yang terjadi, sudah lama saya tidak merasakan kebahagiaan ini bersama keluarga.
Tepat hari minggu sore kami kembali kerumah dengan semua kenangan yang terjadi selama liburan dan membawa semangat untuk kembali beraktivitas dihari selanjutnya.
Pada hari senin yaitu hari pertama kalinya saya datang ke DJPU Departemen Keuangan, berangkat jam 8 pagi karena saya janjian dengan orang dari DJPU jam 10, ternyata Jakarta pada hari itu tidak lah semacet seperti biasanya, saya samapi di DJPU sebelum waktu yang ditentukan dan pekerjaan dimulai.
SIngkat cerita setelah melaksanakan aktivitas di DJPU saya kembali kerumah dan pada selasa pagi saya sudah harus kembali ke jogja, dan tetap jam 8 saya sudah ada di bandara SoekarnoHatta menunggu penerbangan pukul 9.45, dan pesawat berangakt dan tiba di jogja tepat waktu, walaupun kali ini saya duduk dikelas ekonomi tapi tetap saja jakarta -jogja dengan garuda adalah sebuah pengalaman yg sangat mengasikkan, mungkin bagi teman-teman yang pernah merasakan bisa membayangkan sendiri dan bagi yg belum pernah mersakan, berdoalah agar secepatnya merasakan.
Sesampainya di bandara Adi Sucipto lagi-lagi seorang wanita yang baik hati bersedia menjemput saya, sesampainya di jogja saya langsung berkatifitas seperti bisa, dan sore hari pun tiba , tidak sengaja saya ingin melihat saldo tabungan saya, dan ternyata dan debit sebesar Rp. 1.000.000, subhanallah saya pun kaget karena tidak mungkin orang tua saya memberikan uang, karena pada hari sebelumnya saya telah diberikan secara cash.
Setelah ditelusuri ternyata uang ini datangnya dari perjalanan "dinas" yg saya lakukan kemaren, betapa besar nikmat dari ALLAH yang telah diberikan kepada saya, karena setalah difiki-fikir, perjalanan kemaren tidaklah murni perjalanan dians, karena saya juga sempat berlibur bersama keluarga. subhanallah banget deh.
Malam harinya saya merenung dan berfikir, apakah inilah hikmah dari sedekah yang saya lakukan, belumnya saya melakukan sedekah sebesar 30,000 dan dibalas oleh allah dengan kenikmatan-kenikmatan yang sudah diberikan tadi. subhanallah, teringat oleh saya bahwa ALLAH berfirman pada surat Al-Baqarah ayat 261 yang artinya "perumpamaan orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap bulir terdapat seratus biji, Allah melipat gandakan"
Ayat tersebut memberikan renungan yang sangat berarti bagi saya, dan sekali lagi saya mengingatkan bagi diri saya pribadi dan semua teman-teman bahwa tidak ada ruginya kita bersedekah, dan harta kita tidak akan pernah habis karena kita telah bersedekah

Bukti tiket:


keceriaan bersama keluarga: