Senin, 28 November 2011

Ironi

"Bagaikan bangunan, hal yang pertama kita harus sangat perhatikan adalah bagian pondasinya, bagaikan jenjang pendidikan semua pasti berasal dari sekolah dasar"

Begitu pula hal nya dengan kita memahami agama dan juga menjalankan agama serta peraturan-peraturan yang ada didalamnya, semua harus berasal dari yang dasar dahulu, ketika dasarnya kita sudah bisa dan mengerti dan juga sudah dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari barulah kita mengintak tahap yang lebih tinggi.

Sebagaimana sabda baginda nabi Muhammada SAW: 
"Shalat adalah tiang agama, barang siapa yang mengerjakannya berarti ia menegakkan agama, dan barang siapa meninggalkannya berarti ia meruntuhkan agama" (HR. Bayhaqi)

Sebuah bangunan, setelah adanya pondasi yang merupakan asas sebuah bangunan berdiri, kebutuhan pokok setelah pondasi adalah tiang penyangga, penyokong, soko guru, yang akan menguatkan bangunan tersebut. Apabila sebuah bangunan memiliki 5 buah pilar penyangga, maka jika salah satu dari tiang tersebut roboh maka kekuatan atau kekokohan bangunan tersebut akan berkurang. Demikian seterusnya kekokohan suatu bangunan akan terus berkurang seiring dengan hilangnya pilar-pilar penyangganya satu persatu.

Demikian pula Islam, yang ibaratnya adalah sebuah bangunan dengan syahadat sebagai pondasinya, dakwah dan jihad sebagai atap pelindungnya, dan sholat yang merupakan cerminan syariat Islam sebagai pilar penyangganya. Bila kaum muslimin rajin mendirikan sholat yang 5 waktu secara berjamaah di masjid maka berarti mereka telah mengokohkan pilar-pilar Islam. Sebaliknya, apabila kaum muslimin malas, ogah-ogahan mendirikan sholat fardhu yang 5 waktu secara berjamaah di masjid, maka berarti mereka telah melemahkan Islam itu sendiri dengan ‘merobohkan’ pilar-pilarnya.

Namun pada yang terjadi kadang sangatlah bertolak belakang, banyak orang yang menyebut dirinya mengenal islam dengan baik lebih meributkan hal-hal yang sifatnya bukan merupakan pondasi dan dasar dari islam itu sendiri(saya menyebutnya ranting). Memang tidak ada salahnya kita memperhatikan hal-hal yang tersebut tetapi alangkah lebih baiknya kita melihat pada diri kita masing-masing, apakah sudah benar-benar kita menjaga sholat 5 waktu kita berjamaah dimasjid(bagi kaum pria). Ketika pondasinya(sholat 5 waktu) saja belum bisa terjaga dengan baik, menurut saya jangan lah kita sekali-kali meributkan hal yang sifatnya ranting. Inilah yang saya sebut ironi, karena seharusnya kita sama-sama menilai dan melihat diri sendiri apakah dasar pondasi kita sebagai umat muslim sudah kuat. Karena ketika dasar sudah kuat maka kemapuan kita untuk menghias dan membuat bagian lainnya lebih bagus akan sangat terbuka, akan tetapi ketika dasarnya saja belum mantap, tetapi kita sudah memikirkan bahkan memperdebatkan hal yang sifatnya "ranting" maka kecil kemungkinan untuk kita bisa mendapatkan hasil yang indah.

"Segala kebenaran datangnya dari ALLAH SWT dan kesalahan pasti datang dari saya manusia yang merupakan tempatnya salah dan lupa"