Selasa, 11 September 2012

Hadiah Untuk Bapak

11 September 53 tahun yang lalu, ketika keadaan Jakarta belum seramai sekarang, ketika Indonesia mulai membangun dengan berbagai macam programnya, lahirlah seorang pemuda yang merupakan anak pertama dari pasangan suami istri yang berasal dari Magelang, Jawa Tengah.

Seorang lelaki tersebutlah yang menjadi panutan saya, beliaulah orang yang yang saya kagumi di dunia ini tentunya setelah Baginda Nabi Muhammad SAW. Lahir dari keluarga yang sederhana, bapak seorang PNS dan ibu sebagai pengurus rumah tangga, pemuda ini tumbuh dengan berbagai macam tantangan. Menginjak dewasa pemuda tersebut mencoba membantu perekonomian keluarganya dengan berjualan donat keliling perumahannya, dikarenakan beliau memiliki 6 orang adik yang masih kecil. Kesempatan beliau untuk meraih pendidikan tinggi secara maksimal pun beliau korbankan, karena tuntutan keadaan yang mengharuskannya untuk membantu keluarga, gelar sarjana belum sempat beliau dapat tetapi beliau sudah berkerja sebagai pengabdi kepada negara.

Saat-saat yang paling mengena dalam hidupnya adalah ketika baru dalam hitungan bulan pernikahannya, seorang sosok bapak yang beliau banggakan meninggalkan beliau untuk menghadap Sang Maha Pencipta terlebih dahulu, walapun saya tidak detail mengetahui keadaan yang terjadi sebenarnya, akan tetapi jelas saya bisa membanyangkan bagaimana keadaan hati dan pikiran pemuda tersebut. Sejak saat itu pulalah dia menjadi dua tulang punggung keluarga, yang pertama untuk keluarga kecilnya sendiri yang baru saja dibangun dan yang kedua adalah untuk ibu dan keenam adiknya yang masih menempuh jenjang pendidikan. Akan tetapi masa-masa itu berhasil beliau lewati dengan luar biasa dan saya ingat sekali pesan beliau

"saat kau susah ataupun saat kau senang jagalah lima waktu mu dan jangan sampai lepas dari detak jangtungmu sholawat kepada Baginda Nabi

Ketika beliau memiliki anak, keadaan makin parah karena disatu sisi beliau harus membiayai anaknya tapi disisi lain beliau pun harus tetap membuat semua adiknya menyelesaikan pendidikan. Sebuah prinsip yang amat sangat bagus yang beliau punya yaitu semua adik saya harus menjadi sarjana karena dengan demikan mereka akan membawa nama baik keluarga.

Semakin waktu berjalan, tentunya makin banyak pengalaman yang didapatkan, dari mulai godaan untuk menggunakan uang yang bukan hak nya, sampai menerima grativikasi, dan alhamdulillahnya beliau dapat melalui masa-masa tersebut dengan sebuah prinsip  

"semua memang butuh uang, akan tetapi kebahagiaan sejati tidak dapat diraih dengan uang"

Hal ini lah yang menjadi prinsip dasarnya dan juga ditanamkan kepada anak-anaknya. Ketika kita mensyukuri nikmat yang telah diberikan kepada kita, maka seberapapun harta yang dimiliki semua akan berasa cukup dan nikmat.

Banyak sekali cerita dan ilmu yang saya dapatkan dari beliau, dari mulai keharusan kita menjaga kebersihan yang memang memiliki banyak manfaat sampai membiasakan membaca al-kahfi,ar-rahman, al-waqiah dan al-mulk yang memang itulah kunci untuk menikmati hidup dengan cara yang sederhana tetapi bahagia. Sosoknya yang fokal terhadap berbagai macam persoalan yang khususnya berkaitan dengan agama, membuat saya mengerti betapa dirinya sangat mencintai agamanya dan ingin membuat keluarganya terus berada pada jalan yang sesuai dengan syariat islam.

Banyak hal yang tidak mampu sayang ungkapkan akan kebanggan saya kepada bapak saya ini, sosok yang sangat luar biasa, dan inilah sebuah kado yang bisa saya berikan kepada seorang bapak yang menjadi panutan hidup. 
Inilah persembahan anakmu disaat hari lahirmu pak.